Di antara perkataan a-immatussalaf kepada anaknya adalah:

يا بني لأن تتعلم باباً من الأدب أحب إليَّ من أن تتعلم سبعين باباً من أبواب الفقه

“Wahai anakku satu bab kamu pelajari tentang adab maka itu jauh lebih aku cintai daripada kamu pelajari tujuh puluh bab dari fiqih (dari ilmu).”

[Diriwayatkan oleh Al-Imam Ibnu Jama’ah rahimahullah bahwa mereka (as-salafush shalih) melakukan rihlah (perjalanan) untuk mempelajari adab selama dua puluh tahun lamanya, kemudian mereka rihlah mencari ilmu selama sepuluh tahun.]

2011-01-14

Untukmu, Wahai Para Istri yang Berstatus di Facebook

إن الحمد لله نحمده ونستعينه ونستغفره ونعوذ بالله من شرور أنفسنا ومن سيئات أعمالنا، من يهده الله فلا مضل له من يضلل فلا هاديله، وأشهد أن لا إلـه إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أن محمدا عبده ورسوله.

Segala puji bagi Allah, kita memujinya, memohon pertolongan dan ampunan kepadaNya kita berlindung kepada Allah dari kejahatan diri kita dan kejelekan amalan-amalan kita, barangsiapa yang Allah beri petunjuk, maka tidak ada yang dapat menyesatkannya, dan barangsiapa yang Allah sesatkan, maka tidak ada yang dapat memberinya hidayah. Aku bersaksi bahwa tidak ada yang berhak disembah dengan benar kecuali hanya Allah semata, tidak ada sekutu bagiNya, dan aku bersaksi bahwasanya Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa Sallam adalah hamba dan utusan Allah.


يأيها الذين ءامنوا اتقوا الله حق تقاته، ولاتموتن إلاوأنتم مسلمون۝

“Hai orang-orang yang beriman bertaqwalah kepada Allah dengan sebenar-benarnya taqwa dan janganlah kalian mati kecuali dalam keadaan Islam.” (QS. Ali ‘Imran : 102)


يأيهاالناس اتقواربكم الذى خلقكم من نفس وحدة وخلق منهازوجها وبث منهمارجالاكثيرا ونساءۚ واتقوا الله الذى تساءلون به والأرحامۚ إن الله كان عليكم رقيبا۝

“Wahai manusia, bertaqwalah kepada Rabb-mu yang telah menciptakanmu dari diri yang satu, dan daripadanya Allah menciptakan isterinya, dan daripadanya keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertaqwalah kepada Allah yang dengan (menggunakan) NamaNya kamu saling meminta satu sama lain dan (peliharalah) hubungan silahturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasimu.” (QS. An-Nisa’ :1)


يأيهاالذين ءامنوا اتقوا الله وقولوقولاسديدا۝ يصلح لكم أعملكم ويغفرلكم ذنوبكمۗ ومن يطع الله ورسوله، فقدفازفوزاعظيما۝

“Wahai orang-orang yang beriman bertaqwalah kamu kepada Allah dan katakanlah dengan perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu sosa-dosamu dan barangsiapa mentaati Allah dan RasulNya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar.” (QS. Al-Ahzaab : 70-71)


Amma ba’du :

فإن أصدق الحديث كتاب الله وخير الهدي هدي محمد صلى الله عليه وسلم، وشرالأمور محدثاتها وكل محدثة بدعة وكل بدعة ضلالة وكل

ضلالة فيالنار.

“Sesungguhnya sebenar-benar perkataan adalah Kitabullah, sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa Sallam, seburuk-buruk perkara adalah yang diada-adakan dalam agama, setiap yang diada-adakan adalah bid’ah dan setiap bid’ah itu sesat dan setiap kesesatan itu ditempatnya di Neraka.”


*Khutbah ini dinamakan khutbatul haajah, yaitu khutbah pembuka yang biasa dipergunakan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam untuk mengawali setiap majelisnya. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa Sallam juga mengajarkan khutbah ini kepada para Sahabatnya. Khutbah ini diriwayatkan dari enam Sahabat Nabi Shallallahu ‘alahi wa Sallam . Diriwayatkan oleh Imam Ahmad (I/392-393), Abu Dawud (no. 1097, 2118), an-Nasa-I (III/104-105), at-Tirmidzi (no. 1105), Ibnu Majah (no. 1892), al-Hakim (II/182-183), ath-Thayalisi (no. 336), Abu Ya’la (no. 5211), ad-Darimi (II/142) dan al-Baihaqi (III/214, VII/146), dari Sahabat ‘Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu. Hadits ini shahih.


Wahai para istri, jgnlah kau mengeluh di status FB ttg suamimu, mertuamu, keluargamu. simpanlah aib mrk, sampaikan lgsg pd mrk. jgn kau khianati suamimu dgn membongkar segala kekurangannya di publik. wahai istri, suamimu itu adlh nahkoda dlm bahtera rmh tanggamu! jgn kau rusak kemuliaan dirimu krn kau mengingkari kebaikan suami. tidakkah kau takut akan ancaman hadits Rasulullah?

Kebanyakan wanita menjadi penghuni neraka disebabkan KUFUR TERHADAP SUAMI!

Seorang istri hendaknya menyadari bahwa suami adalah penyebab lahirnya keturunan. Anak adalah nikmat yang sangat agung. Seandainya laki-laki tidak memiliki... kelebihan itu untuk disebutkan. "Sekalipun istri sengsara karena suaminya, sungguh suami telah membahagiakannya karena ia menjadi penyebab lahirnya keturunan. Karenanya, kelebihan ini saja sudahlah cukup menjadi kelebihan dan kenikmatan." (Wahyu al-Qalam, Ar-Rafi'i, 1/292).

KUFUR NIKMAT mengingkari keutamaan suami dan melupakan kebaikan-kebaikannya, bukanlah sifat istri yang beriman dan bijaksana. Ia malah menjauhkan dirinya dari keridhaan Allah subhanahu wa ta'ala. Agama Islam mencap istri yang mengingkari kelebihan dan kebaikan suami dengan sebutan "kufur nikmat." Sikap itu akan mengundang turunnya adzab yang sangat pedih dan menyebabkan dirinya masuk ke dalam neraka.

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda, "Saya melihat kebanyakan penghuni neraka adalah kaum wanita." Para sahabat bertanya, "Mengapa wahai Rasulullah?" Beliau menjawab, "Mereka mengingkari keluarga dan kebaikan-kebaikan suami. Jika sekiranya engkau berbuat baik kepadanya, lalu ia melihat sedikit kekurangan darimu, maka ia berkata: 'Saya tidak melihat suatu kebaikan darimu sama sekali'." (HR. Al-Bukhari no. 29 dan Muslim no. 907)

Abdullah bin Umar radhiyallahu anhu meriwayatkan, Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda: "Allah tidak akan memandang istri dengan pandangan rahmat, yang tidak bersyukur kepada suaminya padahal istrinya butuh kepadanya." [HR. An-Nasai dalam al-Kubra no. 9135-9136, al-Baihaqi (7/294), dan al-Hakim (3/78). Al-Hakim berkata, "Sanadnya shahih." Al-Haitsami (2/309) berkata, "Al-Bazzar dan ath-Thabrani meriwayatkan dengan dua sanad. Pada salah satu sanad dari al-Bazzar semua perawinya shahih. Syaikh al-Albani menshahihkan hadits ini dalam Silsilah al-Ahadits ash-Shahihah, no. 289]

Asma' al-Anshariyah meriwayatkan, melalui anaknya Yazid, "Suatu ketika Nabi shallallahu alaihi wasallam lewat di depan saya. Ketika itu saya tengah bersama dengan wanita-wanita tetanggaku. Lalu Nabi memberi salam kepada kami dan berkata, "Hindarilah mengingkari kebaikan-kebaikan orang-orang yang memberi." Saya adalah orang yang berani menanyakan masalah itu kepada Nabi shallallahu alaihi wasallam. Saya pun bertanya, "Wahai Rasulullah! Apakah yang dimaksud dengan mengingkari orang-orang yang memberikan nikmat?" Beliau menjawab, "Boleh jadi salah seorang di antara kalian begitu lama mendapatkan jodoh, kemudian Allah memberikan rizki untuknya suami dan anak-anak. Setelah itu ia mulai marah-marah dan mengingkari kebaikan suaminya seraya berkata, 'Saya tidak pernah melihat sedikit pun suatu kebaikan darimu'." [HR. Ahmad (6/457), al-Bukhari dalam al-Adab al-Mufrad no. 148, at-Tirmidzi no. 2697 dan ia menghasankannya. Diriwayatkan juga oleh ath-Thabrani dalam al-Kabir (24/177), al-Humaidi dalam Musnad-nya (1/179). Syaikh al-Albani menshahihkan hadits ini dalam Shahih al-Adab al-Mufrad no. 800]

~Dinukil dari kitab Min Akhta'i az-Zaujat hal. 25-27 karya Muhammad bin Ibrahim al-Hamd~


Sampaikanlah pada suamimu. janganlah kau simpan sendiri, namun tanpa sepengetahuan mereka kau bicarakan mereka!
pikirkanlah masa tuamu kelak, berpikir panjanglah!

taukah engkau mengapa 'Asiyah (istri Fir'aun) itu disebut2 dalam Al-Qur'an & salah satu wanita yg disebut2 sbg yg masuk surga pertama kali??? karena beliau selalu bercerita pd ALLAH, beliau tidak menjelekkan suaminya walaupun suaminya adalah manusia paling kufur di muka bumi, manusia paling angkuh & manusia paling dzalim. Tapi beliau mengadukan semuanya hanya pd ALLAH & bertawakkal pd ALLAH hingga ketauhidannya berbuah manis, mendapat syahid & kabar gembira dari ALLAH. Tidakkah kau ingin menjadi wanita semulia beliau hingga beliau mendapat kabar gembira yaitu jannah?

Wahai istri, bertakwalah kepada ALLAH dimana pun kau berada!

كنت أمتع طرفي بوجهه وأروح قلبي بذكره وحديثه واستر منه مالا أحب كشفه ولا أصير بقبح الفعل الى ما ينقض عهده ثم أنشد
“Aku akan menyenangkan mataku dengan memandangnya serta menenteramkan hatiku dengan menyebut-nyebut namanya dan berbincang-bincang dengannya. Aku akan menutupi bagian dirinya yang tidak ingin dia singkap dan aku tidak akan melakukan tindakan buruk sehingga menyebabkan keretakan hubungan.” (disebutkan Ibnul Qayyim dalam كتاب الجواب الكافي لمن سأل عن الدواء الشافي )


Wallahu A'lam


Dari Saudarimu & Seorang Istri yang baru saja membangun rumah tangga,
~Ummu Zahratin Nisa Lathifah~

Mau tahu kelanjutannya...?
Abul Qa’qa’ mengatakan

و من هنا ينبغي للمرء أن يبحث له عن زميل صالح, و خل جاد ناصح, بحيث يكونان متلازمين في أغلب الأوقات, و يحث كل منهما صاحبه على الطلب و التحصيل, و يشد كل منهما من أزر الآخر و يسد كل منهما الآخر إن أخطأ, و يعينه و يحفزه إن أصاب و وفق, و يغيب كل منهما للآخر ما حفظه من العلم, و يقرآن سوياً, و يراجعان سويا, و يبحثان المسائل, و يحققا سويا

“Seseorang harus mencari kawan yang shalih, rajin dan suka menasehati, agar (ia) selalu bisa bersamanya pada sebagian besar waktunya, saling memotivasi dalam belajar dan saling menguatkan semangat sesamanya, mengingatkannya bila ia salah, dan mendukungnya bila ia benar dan mengevaluasi apa yang telah ia hafal, baca, diskusikan, dan kaji tentang sebuah permasalahan dengan selalu bersama-sama."

[كيف تتحمس لطلب العلم الشرعي/Kaifa Tatahammas Li Thalabil ‘Ilmi Asy-Syar’i/. محمد بن صالح بن إسحاق الصيعري / Muhammad ibn Shalih ibn Ishaq Ash-Shi’ri /. 1419 H. فهرسة مكتبة الملك فهد الوطنية أثناء النشر /Fahrasah Maktabah Al-Malik Fahd Al-Wathaniyyah Ats-naa`a An-Nasyr.]