Di antara perkataan a-immatussalaf kepada anaknya adalah:

يا بني لأن تتعلم باباً من الأدب أحب إليَّ من أن تتعلم سبعين باباً من أبواب الفقه

“Wahai anakku satu bab kamu pelajari tentang adab maka itu jauh lebih aku cintai daripada kamu pelajari tujuh puluh bab dari fiqih (dari ilmu).”

[Diriwayatkan oleh Al-Imam Ibnu Jama’ah rahimahullah bahwa mereka (as-salafush shalih) melakukan rihlah (perjalanan) untuk mempelajari adab selama dua puluh tahun lamanya, kemudian mereka rihlah mencari ilmu selama sepuluh tahun.]

2010-06-24

Saudariku, Sudahkah Engkau Berjilbab?


إن الحمد لله نحمده ونستعينه ونستغفره ونعوذ بالله من شرور أنفسنا ومن سيئات أعمالنا، من يهده الله فلا مضل له من يضلل فلا هاديله، وأشهد أن لا إلـه إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أن محمدا عبده ورسوله.
Segala puji bagi Allah, kita memujinya, memohon pertolongan dan ampunan kepadaNya kita berlindung kepada Allah dari kejahatan diri kita dan kejelekan amalan-amalan kita, barangsiapa yang Allah beri petunjuk, maka tidak ada yang dapat menyesatkannya, dan barangsiapa yang Allah sesatkan, maka tidak ada yang dapat memberinya hidayah.
Aku bersaksi bahwa tidak ada yang berhak disembah dengan benar kecuali hanya Allah semata, tidak ada sekutu bagiNya, dan aku bersaksi bahwasanya Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa Sallam adalah hamba dan utusan Allah.

يأيها الذين ءامنوا اتقوا الله حق تقاته، ولاتموتن إلاوأنتم مسلمون۝
“Hai orang-orang yang beriman bertaqwalah kepada Allah dengan sebenar-benarnya taqwa dan janganlah kalian mati kecuali dalam keadaan Islam.” (QS. Ali ‘Imran : 102)

يأيهاالناس اتقواربكم الذى خلقكم من نفس وحدة وخلق منهازوجها وبث منهمارجالاكثيرا ونساءۚ واتقوا الله الذى تساءلون به والأرحامۚ إن الله كان عليكم رقيبا۝
“Wahai manusia, bertaqwalah kepada Rabb-mu yang telah menciptakanmu dari diri yang satu, dan daripadanya Allah menciptakan isterinya, dan daripadanya keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertaqwalah kepada Allah yang dengan (menggunakan) NamaNya kamu saling meminta satu sama lain dan (peliharalah) hubungan silahturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasimu.” (QS. An-Nisa’ :1)

يأيهاالذين ءامنوا اتقوا الله وقولوقولاسديدا۝ يصلح لكم أعملكم ويغفرلكم ذنوبكمۗ ومن يطع الله ورسوله، فقدفازفوزاعظيما۝
“Wahai orang-orang yang beriman bertaqwalah kamu kepada Allah dan katakanlah dengan perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu sosa-dosamu dan barangsiapa mentaati Allah dan RasulNya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar.” (QS. Al-Ahzaab : 70-71)

Amma ba’du : فإن أصدق الحديث كتاب الله وخير الهدي هدي محمد صلى الله عليه وسلم، وشرالأمور محدثاتها وكل محدثة بدعة وكل بدعة ضلالة وكل ضلالة فيالنار.
“Sesungguhnya sebenar-benar perkataan adalah Kitabullah, sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa Sallam, seburuk-buruk perkara adalah yang diada-adakan dalam agama, setiap yang diada-adakan adalah bid’ah dan setiap bid’ah itu sesat dan setiap kesesatan itu ditempatnya di Neraka.”
*Khutbah ini dinamakan khutbatul haajah, yaitu khutbah pembuka yang biasa dipergunakan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam untuk mengawali setiap majelisnya. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa Sallam juga mengajarkan khutbah ini kepada para Sahabatnya. Khutbah ini diriwayatkan dari enam Sahabat Nabi Shallallahu ‘alahi wa Sallam . Diriwayatkan oleh Imam Ahmad (I/392-393), Abu Dawud (no. 1097, 2118), an-Nasa-I (III/104-105), at-Tirmidzi (no. 1105), Ibnu Majah (no. 1892), al-Hakim (II/182-183), ath-Thayalisi (no. 336), Abu Ya’la (no. 5211), ad-Darimi (II/142) dan al-Baihaqi (III/214, VII/146), dari Sahabat ‘Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu. Hadits ini shahih.


Saudariku yang kucintai karena Allah…

Sudahkah kalian berjilbab? Sebagaimana firman Allah ta’ala: (وَقُلْ لِلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ وَلا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَى جُيُوبِهِنَّ )(النور: من الآية31) “Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangan mereka, dan memelihara kemaluan mereka, dan janganlah mereka menampakkan perhiasan mereka kecuali yang (biasa) nampak dari mereka. Dan hendaklah mereka menutupkan khimar ke juyub (celah-celah pakaian) mereka.” (Qs. 24:31)

Berkata Ibnu Katsir rahimahullahu:
يعني: المقانع يعمل لها صَنفات ضاربات على صدور النساء، لتواري ما تحتها من صدرها وترائبها؛ ليخالفن شعارَ نساء أهل الجاهلية، فإنهن لم يكن يفعلن ذلك، بل كانت المرأة تمر بين الرجال مسفحة بصدرها، لا يواريه شيء، وربما أظهرت عنقها وذوائب شعرها وأقرطة آذانها. …والخُمُر: جمع خِمار، وهو ما يُخَمر به، أي: يغطى به الرأس، وهي التي تسميها الناس المقانع
“Khimar, nama lainnya adalah Al-Maqani’, yaitu kain yang memiliki ujung-ujung yang dijulurkan ke dada wanita, untuk menutupi dada dan payudaranya, hal ini dilakukan untuk menyelisihi syi’ar wanita jahiliyyah karena mereka tidak melakukan yang demikian, bahkan wanita jahiliyyah dahulu melewati para lelaki dalam keadaan terbuka dadanya, tidak tertutupi sesuatu, terkadang memperlihatkan lehernya dan ikatan-ikatan rambutnya, dan anting-anting yang ada di telinganya. Dan khumur adalah jama’ dari khimar, artinya apa-apa yang digunakan untuk menutupi, maksudnya disini adalah yang digunakan untuk menutupi kepala, yang manusia menyebutnya Al-Maqani’ (Tafsir Ibnu Katsir 10/218, cet. Muassah Qurthubah)

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam Surat Al-Ahzab ayat 59,
يٰأَيُّهَا النَّبِىُّ قُل لِأَزوٰجِكَ وَبَناتِكَ وَنِساءِ المُؤمِنينَ يُدنينَ عَلَيهِنَّ مِن جَلٰبيبِهِنَّ ۚ ذٰلِكَ أَدنىٰ أَن يُعرَفنَ فَلا يُؤذَينَ ۗ وَكانَ اللَّهُ غَفورًا رَحيمًا

“Hai Nabi katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu, dan istri-istri orang mukmin: Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”


Berkata Ibnu Katsir rahimahullahu:

والجلباب هو: الرداء فوق الخمار
“Dan jilbab adalah pakaian di atas khimar.”
(Tafsir Ibnu Katsir 11/252)


Berkata Al-Baghawy rahimahullahu:
وهو الملاءة التي تشتمل بها المرأة فوق الدرع والخمار.
“Jilbab nama lainnya adalah Al-Mula’ah dimana wanita menutupi dirinya dengannya, dipakai di atas Ad-Dir’ (gamis/baju panjang dalam/daster) dan Al-Khimar.”
(Ma’alimut Tanzil 5/376, cet. Dar Ath-Thaibah)


Berkata Syeikhul Islam rahimahullahu:
و الجلابيب هي الملاحف التي تعم الرأس و البدن
“Dan jilbab nama lain dari milhafah, yang menutupi kepala dan badan.”
(Syarhul ‘Umdah 2/270)


Berkata Abu Abdillah Al-Qurthuby rahimahullahu:
الجلابيب جمع جلباب، وهو ثوب أكبر من الخمار…والصحيح أنه الثوب الذي يستر جميع البدن. “الجلابيب
adalah jama’ جلباب, yaitu kain yang lebih besar dari khimar…dan yang benar bahwasanya jilbab adalah kain yang menutup seluruh badan.” (Al-Jami’ li Ahkamil Quran 17/230, tahqiq Abdullah At-Turky)

Berkata Syeikh Muhammad Amin Asy-Syinqithy rahimahullahu:

فقد قال غير واحد من أهل العلم إن معنى : يدنين عليهن من جلابيبهن : أنهن يسترن بها جميع وجوههن
، ولا يظهر منهن شيء إلا عين واحدة تبصر بها ، وممن قال به ابن مسعود ، وابن عباس ، وعبيدة السلماني وغيرهم
“Beberapa ulama telah mengatakan bahwa makna ” يدنين عليهن من جلابيبهن” bahwasanya para wanita tersebut menutup dengan jilbab tersebut seluruh wajah mereka, dan tidak nampak sesuatupun darinya kecuali satu mata yang digunakan untuk melihat, diantara yang mengatakan demikian Ibnu Mas’ud, Ibnu ‘Abbas, dan Ubaidah As-Salmany dan lain-lain.” (Adhwa’ul Bayan 4/288)

Berkata Syeikh Al-Albany rahimahullahu:
فالحق الذي يقتضِيه العمل بما في آيتي النّور والأحزاب ؛ أنّ المرأة يجب عليها إذا خرجت من دارها أنْ تختمر وتلبس الجلباب على الخمار؛ لأنّه كما قلنا : أسْتر لها وأبعد عن أنْ يصف حجم رأسها وأكتافها , وهذا أمر يطلبه الشّارع … واعلم أنّ هذا الجمع بين الخمار والجلباب من المرأة إذا خرجت قد أخلّ به جماهير النّساء المسلمات ؛ فإنّ الواقع منهنّ إمّا الجلباب وحده على رؤوسهن أو الخمار , وقد يكون غير سابغ في بعضهن… أفما آن للنّساء الصّالحات حيثما كنّ أنْ ينْتبهن من غفلتهن ويتّقين الله في أنفسهن ويضعن الجلابيب على خُمرهن

“Maka yang benar, sebagai pengamalan dari dua ayat, An-Nur dan Al-Ahzab, adalah bahwasanya wanita apabila keluar dari rumahnya wajib atasnya mengenakan khimar dan jilbab di atas khimar, karena yang demikian lebih menutup dan lebih tidak terlihat bentuk kepala dan pundaknya, dan ini yang diinginkan Pembuat syari’at…dan ketahuilah bahwa menggabungkan antara khimar dengan jilbab bagi wanita apabila keluar rumah telah dilalaikan oleh mayoritas wanita muslimah, karena yang terjadi adalah mereka mengenakan jilbab saja atau khimar saja, itu saja kadang tidak menutup seluruhnya… apakah belum waktunya wanita-wanita shalihah dimanapun mereka berada supaya sadar dari kelalaian mereka dan bertaqwa kepada Allah dalam diri-diri mereka, dan mengenakan jilbab di atas khimar-khimar mereka?”
(Jilbab Al-Mar’ah Al-Muslimah hal: 85-86)

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam memerintahkan kaum wanita untuk menutup auratnya. Pikirkanlah makna dari dua kata tersebut, MENUTUP dan MEMBUNGKUS?

MENUTUP adalah melindungi atau menyembunyikan benda atau sesuatu dengan maksud agar tidak diketahui, seperti jendela jika dihubungkan fungsinya, maka maksudnya adalah menutupi agar bagian dalam rumah tidak Nampak oleh orang di luar rumah, maka kalimat perintah yang digunakan adalah “Tolong TUTUP jendela itu, bukan tolong BUNGKUS jendela itu!”, sedangkan makna bungkus adalah menutupi sesuatu yang orang lain masih bisa mengira-ngiranya atau menebak maksud isi dari bungkus tersebut. Membungkus mengikuti lekuk benda tersebut, maka banyak di toko yang menjual bungkus kado. Coba perhatikan pernahkah kita tidak bisa atau sulit menebak benda yang tersimpan di balik bungkus kado? Saya jarang bahkan tidak pernah melihat kado yang tak berbentuk, kadang ada yang berbentuk bulat, berbentuk kotak, dan bentuk-bentuk lainnya sesuai dengan bentuk benda tersebut. Meski tidak menggambarkan isi, tapi bentuk dibalik bungkus kado tersebut bisa terlihat.
Lalu, bagaimana dengan pakaian kita sesama muslimah, yang sudah merasa aman karena merasa sudah menutup aurat, yang merasa sudah menjalankan kewajiban berhijab?

Ukhti, tentunya engkau mengetahui apa yang ALLAH Subhanahu Wa Ta’ala dan Rasul-Nya perintahkan bahwa kita diwajibkan untuk menutup aurat kita sebelum semuanya terlambat… Sebelum malaikat maut menjemput… Sebelum bumi dan langit disatukan (kiamat)…
Saudariku yang kucintai karena Allah… Segeralah tutup auratmu dengan pakaian yang syar’i, dengan maksud bertakwa kepada Allah… Jika semua itu terlambat, maka kita akan melewatkan wanginya surga di hari kiamat, padahal jaraknya bisa dicium sejauh perjalanan sekian dan sekian, dan akan termasuk orang-orang penghuni neraka… Wa iyyadzubillah…

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda yang artinya, “Pada akhir umatku nanti akan ada wanita-wanita yang berpakaian namun (hakekatnya) telanjang. Di atas kepala mereka seperti terdapat punuk unta. Kutuklah mereka karena sebenarnya mereka itu adalah kaum wanita yang terkutuk.”

Dan juga tambahan dari hadits lain, “Mereka tidak akan masuk surga dan juga tidak akan memperoleh baunya, padahal baunya surga itu dapat dicium dari perjalanan (jarak) sekian dan sekian.” (Dikeluarkan oleh At-Thabrani dalam Al-Mu’jam As-Shaghir hal. 232, dari hadits Ibnu Amru dengan sanad shahih. Sedangkan hadits yang lain tersebut dikeluarkan oleh muslim dari riwayat Abu Hurairah)

Saudariku yang kucintai karena Allah,
“Seorang wanita Muslim tidak boleh menunda berjilbab hanya karena pengetahuan agamanya masih minim.”
Membiarkan aurat terbuka minimal telah membuka dua peluang dosa. Dosa menzhalimi diri sendiri (karena tidak taat pada Allah) dan dosa menzhalimi orang lain (memberikan kesempatan pada orang lain untuk melihat aurat yang bukan haknya). Saudariku, apa yang menghalangimu untuk tidak berjilbab???

* Apa kau malu bila kecantikanmu berkurang karena memakai jilbab?
Tidak saudariku, justru kau akan lebih cantik dengan jilbabmu khususnya ketika hati telah terisi dengan keimanan maka wajah akan tersinari oleh cahaya dan kecantikan. Ingatlah, bahwa jannah adalah perniagaan Allah Subhanahu Wa Ta'ala dan perniagaan Allah Subhanahu Wa Ta'ala dangat mahal, dan bahwasanya jannah diliputi perkara yang tidak mengenakkan syahwat, sementara naar dikelilingi oleh syahwat.
قالَ هُم أُولاءِ عَلىٰ أَثَرى وَعَجِلتُ إِلَيكَ رَبِّ لِتَرضىٰ ﴿٨٤﴾ (84)
"Berkata Musa: ""Itulah mereka sedang menyusuli aku dan aku bersegera kepada-Mu. Ya Tuhanku, agar supaya Engkau rida (kepadaku)"".
(QS. Thaha: 84)

إِنَّ الأَبرارَ لَفى نَعيمٍ ﴿٢٢﴾ عَلَى الأَرائِكِ يَنظُرونَ ﴿٢٣﴾ تَعرِفُ فى وُجوهِهِم نَضرَةَ النَّعيمِ ﴿٢٤﴾ يُسقَونَ مِن رَحيقٍ مَختومٍ ﴿٢٥﴾ خِتٰمُهُ مِسكٌ ۚ وَفى ذٰلِكَ فَليَتَنافَسِ المُتَنٰفِسونَ ﴿٢٦﴾ (24)
Sesungguhnya orang yang berbakti itu benar-benar berada dalam keni'matan yang besar (surga), (23) mereka (duduk) di atas dipan-dipan sambil memandang. (24) Kamu dapat mengetahui dari wajah mereka kesenangan hidup mereka yang penuh kenikmatan. (25) Mereka diberi minum dari khamar murni yang dilak (tempatnya), (26) "laknya adalah kesturi; dan untuk yang demikian itu hendaknya orang berlomba-lomba."
(QS. Al-Muthaffifin: 22-26)


* Jilbab dapat membuat rambutmu rontok???
Saudariku, perkataan itu tidaklah benar. Dr. Muhammad Niida berkata tentang pengaruh jilbab terhadap kesehatan dan keselamatan rambut. "Jilbab dapat melindungi rambut. Penelitian dan percobaan telah membuktikan bahwa perubahan cuaca dan cahaya matahari langsung akan menyebabkan hilangnya kecantikan rambut dan pudarnya warna rambut sehingga rambut menjadi kasar dan berwarna kusam, sebagaimana juga udara luar (oksigen) dan hawa tidaklah berperan dalam pertumbuhan rambut. Karena bagian rambut yang terlihat di atas kepala yang dikenal dengan sebutan batang rambut tidak lain adalah sel-sel kornea (yang tidak memiliki kehidupan). Ia akan terus memanjang berbagi sama rata dengan rambut yang ada dalam kulit. Bagian yang aktif inilah yang menyebabkan rambut bertambah panjang dengan ukuran sekian milimeter setiap hari. Ia mendapatkan suplai makanan dari sel-sel darah dalam kulit. Dari sana dapat kita katakan bahwa kesehatan rambut bergantung kepada kesehatan tubuh secara umum. Bahwa apa saja yang mempengaruhi kesehatan tubuh, berupa sakit atau kekurangan gizi akan menyebabkan lemahnya rambut. Dan dalam kondisi mengenakan jilbab, harus mencuci rambut dengan sabun atau shampoo dua atau tiga hari dalam sepekan, menurut kadar lemak pada kulit kepala. Maksudnya apabila kulit kepala berminyak maka hendaklah mencuci rambut tiga kali dalam sepekan. Jangan sampai kurang dari kadar ini dalam kondisi apapun. Karena sesudah tiga hari, minyak pada kulit kepala itu akan berubah menjadi asam dan hal itu akan menyebabkan patahnya batang rambut, dan rambutpun akan rontok." [Dr. Muhammad Nidaa, Al-Hijaab wa Ta'tsiruuha 'Ala Shihhah wa Salamatus Sya'ri].


* Jilbab dapat menghambat aktivitasmu???

Saudariku, jilbab bukan hanya terbatas pakaian tertentu saja, namun untuk setiap jenis pakaian yang menutup aurat dan tidak membentuknya atau menampakkannya. Engkau bisa mengenakan jilbab yang sesuai dengan kebebasan dan pergerakanmu, selama masih dalam kategori jilbab yang syar'i. Ingatlah bahwa Ummahatul Mukminin dan para shahabiyah juga bergerak dan beraktivitas dengan bebas. Mereka pergi bersafar, berperang bersama Nabi shallallahu alaihi wasallam, mengobati prajurit-prajurit yang terluka dan melakukan berbagai aktivitas dalam kehidupan, jilbab tidaklah menghalangi aktivitas mereka. Jadi, masalahnya BUKAN pada jilbab.


إِذِ الأَغلٰلُ فى أَعنٰقِهِم وَالسَّلٰسِلُ يُسحَبونَ
"Ketika belenggu dan rantai dipasang di leher mereka, seraya mereka diseret."
(QS. Al-Mu'min: 71)


* Kau merasa dirimu masih terlalu muda untuk mengenakan jilbab???

Saudariku, bersegeralah dalam kebaikan, berlomba-lombalah dalam mentaati Allah Subhanahu Wa Ta'ala sehingga kau menjadi orang-orang yang Allah Subhanahu Wa Ta'ala sebutkan tentang mereka dalam firman-Nya:

وَالسّٰبِقونَ السّٰبِقونَ ﴿١٠﴾ أُولٰئِكَ المُقَرَّبونَ ﴿١١﴾ فى جَنّٰتِ النَّعيمِ ﴿١٢﴾ ثُلَّةٌ مِنَ الأَوَّلينَ ﴿١٣﴾ وَقَليلٌ مِنَ الءاخِرينَ ﴿١٤﴾ عَلىٰ سُرُرٍ مَوضونَةٍ ﴿١٥﴾ مُتَّكِـٔينَ عَلَيها مُتَقٰبِلينَ ﴿١٦﴾ يَطوفُ عَلَيهِم وِلدٰنٌ مُخَلَّدونَ ﴿١٧﴾ بِأَكوابٍ وَأَباريقَ وَكَأسٍ مِن مَعينٍ ﴿١٨﴾ لا يُصَدَّعونَ عَنها وَلا يُنزِفونَ ﴿١٩﴾ وَفٰكِهَةٍ مِمّا يَتَخَيَّرونَ ﴿٢٠﴾ وَلَحمِ طَيرٍ مِمّا يَشتَهونَ ﴿٢١﴾ وَحورٌ عينٌ ﴿٢٢﴾ كَأَمثٰلِ اللُّؤلُؤِ المَكنونِ ﴿٢٣﴾ جَزاءً بِما كانوا يَعمَلونَ ﴿٢٤
"Dan orang-orang yang paling dahulu beriman, merekalah yang paling dulu (masuk surga). (11) Mereka itulah orang yang didekatkan (kepada Allah). (12) Berada dalam surga kenikmatan. (13) Segolongan besar dari orang-orang yang terdahulu, (14) dan segolongan kecil dari orang-orang yang kemudian. (15) Mereka berada di atas dipan yang bertahtakan emas dan permata, (16) seraya bertelekan di atasnya berhadap-hadapan. (17) Mereka dikelilingi oleh anak-anak muda yang tetap muda, (18) dengan membawa gelas, cerek dan sloki (piala) berisi minuman yang diambil dari air yang mengalir,(19) mereka tidak pening karenanya dan tidak pula mabuk, (20) dan buah-buahan dari apa yang mereka pilih, (21) dan daging burung dari apa yang mereka inginkan. (22) Dan (di dalam surga itu) ada bidadari-bidadari yang bermata jeli, (23) laksana mutiara yang tersimpan baik. (24) Sebagai balasan bagi apa yang telah mereka kerjakan." (QS. Al-Waqi'ah: 10-24)

سابِقوا إِلىٰ مَغفِرَةٍ مِن رَبِّكُم وَجَنَّةٍ عَرضُها كَعَرضِ السَّماءِ وَالأَرضِ أُعِدَّت لِلَّذينَ ءامَنوا بِاللَّهِ وَرُسُلِهِ ۚ ذٰلِكَ فَضلُ اللَّهِ يُؤتيهِ مَن يَشاءُ ۚ وَاللَّهُ ذُو الفَضلِ العَظيمِ
"Berlomba-lombalah kamu kepada (mendapatkan) ampunan dari Tuhanmu dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan bagi orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-rasul-Nya. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah mempunyai karunia yang besar." (QS. Al-Hadiid: 21)


"Wahai saudariku yang kucintai karena Allah, apa yang menghalangimu untuk menyambut seruan kebenaran??? Setiap hari berlalu sementara akhiratmu bertambah dekat dan dunia bertambah jauh. Lalu apakah yang telah engkau persiapkan untuk hidup sesudah mati? Naikhlah saudariku, sebelum kereta api taubat berangkat dari pemberhentiannya! Perhatikanlah wahai saudariku, tentang nasihat ini sekarang sebelum esok tiba. Pikirkanlah wahai saudariku, sekaranglah waktunya sebelum terlambat." Saudariku, jika engkau harus keluar rumah maka janganlah keluar tanpa mengenakan jilbab syar'i. Supaya Allah Subhanahu Wa Ta'ala ridha dan setan terhina. Sebab, kerusakan akibat engkau keluar rumah tanpa jilbab lebih besar daripada engkau keluar rumah untuk suatu kemaslahatan yang sangat penting.


Kalaulah niatmu lurus wahai saudariku, benar azzammu, niscaya akan terulur kepadamu ribuan tangan yang siap membantu. Niscaya Allah Subhanahu Wa Ta'ala akan memudahkan unrusanmu, bukankah Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
وَمَن يَتَّقِ اللَّهَ يَجعَل لَهُ مَخرَجًا (2) وَيَرزُقهُ مِن حَيثُ لا يَحتَسِبُ
".......... Barang siapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan ke luar (2). Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan) nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan (yang dikehendaki) Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu (3)."
(QS. Ath-Thalaq: 2-3)


* Pakai jilbab panas, aku tidak sanggup memakainya

Saudariku, ingatkah engkau bagaimana cuaca di kota Makkah dan seluruh daratan jazirah Arab sebelum mereka mengenal alat pendingin ruangan (AC)? Apakah para wanita muslimah generasi pertama itu merasa ragu untuk berjilbab karena alasan tersebut? Apakah kemah dapat mencegah mereka dari cuaca panas? Sekali-kali tidak. Akan tetapi mereka tetap berjilbab semata-mata melaksanakan perintah Allah Subhanahu Wa Ta'ala walau bagaimanapun keadaannya, karena kecintaan dan keimanan mereka kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Bahkan barangkali engkau pernah mendengar salah seorang wanita berjilbab tidak merasakan panas kecuali justru sesudah mereka kembali ke rumah dan melepas jilbab.


Demi Allah, wahai saudariku,
Semua itu terjadi pada hari yang sangat terik dan panas. Karena siapa saja yang bertakwa kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala, niscaya Allah akan memberinya jalan keluar. Dan wanita yang mengenakan jilbab karena kecintaannya kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala tidak akan merasakan kesulitan-kesulitan yang dihadapinya karena cintanya kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala membuatnya lupa akan segala kesulitan yang ia hadapi. Ini hanya berlaku bagi wanita yang mencintai Allah Subhanahu Wa Ta'ala dengan sebenar-benarnya cinta. Untuk saudariku yang masih menganggap panasnya cuaca menghalangimu untuk mengenakan jilbab, maka perhatikanlah firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala:

قُل نارُ جَهَنَّمَ أَشَدُّ حَرًّا ۚ لَو كانوا يَفقَهونَ...
".......Katakanlah: ""Api neraka Jahanam itu lebih sangat panas (nya)"", jika mereka mengetahui." (QS. At-Taubah: 81)

* Mengenakan jilbab sesudah ada lelaki yang meminang???

Pria dayyuts, tempatnya di dalam naar karena ia tidak tersentuh hatinya (cemburu) melihat lelaki lain melihat aurat istrinya. Biasanya, lelaki yang datang meminangmu sementara kau dalam kondisi belum berjilbab adalah lelaki yang suka dengan hal itu. Kalau engkau berusaha mengenakan jilbab sesudah menikah, maka ia akan menentang dan menghalang-halangimu karena ia ingin dirimu seperti yang ia lihat pertama kali ketika engkau belum berjilbab. Apakah engkau lebih mendahulukan ridhanya atas ridha Allah Azza Wa Jalla? Apakah engkau akan menjual jannah dengan suami yang tidak taat kepada Allah Azza Wa Jalla terhadap dirimu?
Adapun bila seorang pemuda memilih dirimu, sementara engkau mengenakan jilbab, itu artinya persetujuannya terhadap jati dirimu, dan berarti ia adalah pemuda yang bertakwa. Jika ia mencintaimu ia akan memuliakanmu, jika ia membencimu ia tidak akan menzhalimimu.

* Suamiku menolak bila aku memakai jilbab???

Saudariku, ingatlah sabda Nabi shallallahu alaihi wasallam:
"Tidak diperbolehkan taat kepada makhluk dalam rangka berbuat maksiat kepada Al-Khaliq Subhanahu Wa Ta'ala." [Diriwayatkan oleh Ahmad (I/131) dari hadits Ali radhiyallahu anhu dengan lafal yang semakna, (IV/432) dari hadits Imran, (V/66) dari hadits Al-Hakam bin Amru. Al-Haitsami berkata dalam Al-Majma' (V/226): "Diriwayatkan oleh Ahmad dengan beberapa lafal, dan Ath-Thabrani dengan ringkas. Dalam sebagian lafal tercantum: "Tidak ada ketaatan kepada makhluk dalam bermaksiat kepada Al-Khaliq Subhanahu Wa Ta'ala." Perawi riwayat Ahmad adalah perawi kitab shahih.]

* Takut melepas jilbab setelah memakainya???
Apabila dirimu memiliki tabiat mudah bimbang atau memandang gemerlap dunia masih memenuhi relung hatimu, mulailah memakai jilbab, dan berilah kesempatan kepada dirimu agar mau menerimanya sedikit demi sedikit. Berbicaralah kepada dirimu sendiri dan ingatlah pentingnya mentaati Allah Subhanahu Wa Ta'ala sebelum terlambat. Sesungguhnya kesenangan dunia dan gemerlapnya walaupun banyak dan beraneka ragam serta semakin bertambah keindahannya namun di sisi Allah Subhanahu Wa Ta'ala timbangannya tak lebih dari sayap seekor nyamuk.

Apabila Allah Subhanahu Wa Ta'ala mengaruniaimu keinginan untuk berjilbab, usahakanlah agar senantiasa berteman dengan wanita-wanita shalihah, selalu menghadiri pengajian agama, membaca AL-QUr'an, dan perbanyaklah berdoa kepada ALlah Subhanahu Wa Ta'ala agar meneguhkan dirimu dan menolongmu agar selalu mentaati-Nya. Ingatlah berjilbab adalah taubat dan Allah Subhanahu Wa Ta'ala menyukai orang-orang yang bertaubat.
Dari sisi lain, orang yang kembali durhaka setelah taubatnya sama seperti orang yang memperolok-olok Rabb-nya, wal 'iyadzu billah. Selalulah panjatkan doa:

Do’a Agar Diteguhkan Hati dalam Ketaatan

اللَّهُمَّ مُصَرِّفَ الْقُلُوبِ صَرِّفْ قُلُوبَنَا عَلَى طَاعَتِكَ

“Allahumma mushorrifal quluub shorrif quluubanaa ‘ala tho’atik”
[Ya Allah, Dzat yang memalingkan hati, palingkanlah hati kami kepada ketaatan beribadah kepada-Mu!]

Dari 'Abdullah bin 'Amru bin Al 'Ash berkata bahwasanya ia pernah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ قُلُوبَ بَنِي آدَمَ كُلَّهَا بَيْنَ إِصْبَعَيْنِ مِنْ أَصَابِعِ الرَّحْمَنِ كَقَلْبٍ وَاحِدٍ يُصَرِّفُهُ حَيْثُ يَشَاءُ ثُمَّ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ اللَّهُمَّ مُصَرِّفَ الْقُلُوبِ صَرِّفْ قُلُوبَنَا عَلَى طَاعَتِكَ

"Sesungguhnya hati semua manusia itu berada di antara dua jari dari sekian jari Allah Yang Maha Pemurah. Allah Subhanahhu wa Ta'ala akan memalingkan hati manusia menurut kehendak-Nya."
Setelah itu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berdoa; “Allahumma mushorrifal quluub shorrif quluubanaa ‘ala tho’atik” [Ya Allah, Dzat yang memalingkan hati, palingkanlah hati kami kepada ketaatan beribadah kepada-Mu!] (HR. Muslim no. 2654). An Nawawi membawakan hadits ini dalam bab, “Allah membolak-balikkan hati sekehendak-Nya.”


Faedah hadits:
1. Hati manusia berada di antara dua jari dari sekian jari Allah yang Maha Pemurah. Allah memalingkan hati manusia tersebut sesuai kehendak-Nya.

2. Jika sudah mengetahui demikian, maka hendaklah setiap hamba rajin memohon pada Allah agar diberi hidayah dan keistiqomahan serta agar tidak menjauh dari jalan yang lurus.
3. Jika seorang hamba bergantung dan bersandar pada dirinya sendiri, tentu ia akan binasa. 4. Hendaknya hamba menyerahkan segala usahanya kepada Allah Ta’ala dan janganlah ia berpaling dari-Nya walaupun sekejap mata.
5. Hendaklah setiap hamba memohon kepada Allah agar terus menerus diteguhkan hati dalam ketaatan dan tidak sampai terjerumus dalam maksiat atau kesesatan.

6. Di sini dikhususkan hati karena jika hati itu baik, maka seluruh anggota badan lainnya juga ikut baik.


Saudariku yang kucintai karena Allah, mari kita jilbabkan diri, jilbabkan hati dengan ikhlas karena jilbab adalah sebuah perlindungan dari ALLAH Azza Wa Jalla karena jilbab adalah cara ALLAH Azza Wa Jalla untuk melindungi makhluk-Nya yang dikaruniai kecantikan fisik, perlindungan ALLAH Azza Wa Jalla kepada perempuan agar terjaga martabat dan kehormatan dirinya...


Wallahu a'lam.



Sumber:
  • Kitab: Nashihati Lin Nisa, Edisi Indonesia Nasehatku Untuk Kaum Wanita, Karya Ummu Abdillah Al-Wadi'iyyah, anak Asy-Syaikh Muqbil bin Hadi Al-Wadi'i, Penerbit: Pustaka Sumayyah.
  • Kitab Banaatunaa wal Hijab, Edisi Indonesia Jilbab Tiada Lagi Alasan Untuk Tidak Mengenakannya, Karya Dr. Amaani Zakariya Ar-Ramaadi, Penerbit: At-Tibyan.
  • Bahjatun Naazhirin Syarh Riyadhish Sholihin, Salim bin ‘Ied Al Hilali, cetakan Dar Ibnul Jauzi, jilid II, cetakan pertama, tahun 1430 H.
  • Syarh Riyadhish Sholihin, Syaikh Muhammad bin Sholih Al ‘Utsaimin, Darul Kutub Al ‘Ilmiyyah, jilid IV, cetakan ketiga, tahun 1424 H
  • Catatan pribadi penulis.

Dari saudarimu yang mencintaimu karena ALLAH Subhanahu Wa Ta’ala, ~Ummu Zahratin Nisa Lathifah~
Di Istana Kecilku
Ditengah derasnya hujan malam hari Bogor

0 comments:

Abul Qa’qa’ mengatakan

و من هنا ينبغي للمرء أن يبحث له عن زميل صالح, و خل جاد ناصح, بحيث يكونان متلازمين في أغلب الأوقات, و يحث كل منهما صاحبه على الطلب و التحصيل, و يشد كل منهما من أزر الآخر و يسد كل منهما الآخر إن أخطأ, و يعينه و يحفزه إن أصاب و وفق, و يغيب كل منهما للآخر ما حفظه من العلم, و يقرآن سوياً, و يراجعان سويا, و يبحثان المسائل, و يحققا سويا

“Seseorang harus mencari kawan yang shalih, rajin dan suka menasehati, agar (ia) selalu bisa bersamanya pada sebagian besar waktunya, saling memotivasi dalam belajar dan saling menguatkan semangat sesamanya, mengingatkannya bila ia salah, dan mendukungnya bila ia benar dan mengevaluasi apa yang telah ia hafal, baca, diskusikan, dan kaji tentang sebuah permasalahan dengan selalu bersama-sama."

[كيف تتحمس لطلب العلم الشرعي/Kaifa Tatahammas Li Thalabil ‘Ilmi Asy-Syar’i/. محمد بن صالح بن إسحاق الصيعري / Muhammad ibn Shalih ibn Ishaq Ash-Shi’ri /. 1419 H. فهرسة مكتبة الملك فهد الوطنية أثناء النشر /Fahrasah Maktabah Al-Malik Fahd Al-Wathaniyyah Ats-naa`a An-Nasyr.]